Selasa, 22 Mei 2012

Proses Pembentukan Minyak Bumi



Proses Pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam
Keberadaan minyak bumi di alam merupakan hasil pelapukan fosil-fosil tumbuhan dan hewan pada zaman purba jutaan tahun silam. Organisme-organisme tersebut kemudian dibusukkan oleh mikroorganisme dan terkubur atau terpendam dalam lapisan kulit bumi. Dengan tekanan dan suhu yang tinggi, maka setelah jutaan tahun lamanya, material tersebut berubah menjadi minyak yang terkumpul dalam pori-pori batu kapur atau batu pasir. Oleh karena pori-pori batu kapur bersifat kapiler, maka dengan prinsip kapilaritas, minyak bumi yang terbentuk tersebut perlahan-lahan bergerak ke atas. Ketika gerakan tersebut terhalang oleh batuan yang tidak berpori, maka terjadilah penumpukan minyak dalam batuan tersebut.
Itu sebabnya minyak bumi disebut sebagai petroleum (petrus = batu, oleum = minyak). Daerah lapisan bawah tanah yang tidak berpori tersebut dikenal dengan nama antiklinal atau cekungan. Daerah cekungan ini terdiri dari beberapa lapisan, lapisan yang paling bawah berupa air, lapisan di atasnya berisi minyak, sedang di atas minyak bumi tersebut terdapat rongga yang berisi gas alam. Jika cekungan mengandung minyak bumi dalam jumlah besar, maka pengambilan dilakukan dengan jalan pengeboran. Proses pengeboran minyak bumi dan gas alam tersebut digambarkan sebagai berikut.
Untuk mengeluarkan minyak dan gas bumi dilakukan pengeboran. Daerah penghasil minyak bumi di Indonesia umumnya terdapat di daerah pantai atau lepas pantai, seperti pantai utara Jawa (Cepu, Wonokromo, Cirebon), daerah Sumatera bagian Utara dan Timur (Aceh, Riau), daerah Kalimantan Timur (Tarakan, Balikpapan), dan daerah Irian (Papua).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar