Sifat-Sifat Koloid
Bagaimana cara mengenali sistem
koloid? Cara yang paling mudah adalah dengan mengamati sifat-sifatnya. Berikut
adalah sifat-sifat sistem koloid yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
wujud suatu sistem atau untuk dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
a. Efek Tyndall
Kita sering melihat berkas cahaya di pagi hari yang masuk ke
dalam rumah, di sepanjang berkas cahaya akan terlihat partikel debu yang
bergerak. Demikian juga berkas cahaya lampu mobil pada malam hari yang berkabut
atau cahaya proyektor bioskop dalam ruangan yang berdebu. Peristiwa ini erat
kaitannya dengan penghamburan atau pemantulan berkas cahaya oleh partikel
koloid yang disebut efek Tyndall.
Sistem koloid mempunyai sifat yang khas yang berbeda dengan
sifat sistem dispersi lainnya, yaitu jika seberkas cahaya dilewatkan pada suatu
sistem koloid maka partikel koloid akan menghamburkan atau memantulkan cahaya
tersebut.
Jika seberkas sinar dilewatkan pada suspensi (dispersi pasir
dalam air), koloid (air teh), dan larutan (gula dalam air), dan dilihat tegak
lurus dari arah datangnya cahaya, maka lintasan cahaya akan terlihat jejaknya
pada suspensi dan koloid, sedangkan pada larutan tidak tampak sama sekali. Hal
ini terjadi karena partikel koloid dan suspensi cukup besar untuk dapat
menghamburkan sinar sedangkan ukuran partikel larutan terlalu kecil sehingga
tidak dapat menghamburkan cahaya.
b. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan partikel koloid dengan
lintasan lurus dan arah yang acak (zig-zag).
Gerak Brown terjadi akibat adanya tumbukan
partikel-partikel pendispersi terhadap partikel terdispersi sehingga partikel
terdispersi akan terlontar dan menumbuk partikel lainnya secara terus menerus
karena ukuran partikel terdispersi yang relatif lebih besar dibanding medium
pendispersinya.
Adanya gerak Brown mengakibatkan partikel-partikel
koloid relatif stabil meskipun ukurannya besar, sebab dengan adanya partikel
yang bergerak terus menerus akan mengurangi pengaruh gaya gravitasi.
c. Adsorbsi
Adsorbsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh
permukaan-permukaan partikel koloid.
Adsorbsi terjadi karena adanya kemampuan partikel
koloid untuk menarik (ditempeli) partikel-partikel kecil. Hal ini disebabkan
oleh adanya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi sehingga bila ada
partikel yang menempel akan cenderung dipertahankan pada permukaannya.
Bila partikel koloid menyerap ion positif, maka
koloid tersebut akan bermuatan positif dan sebaliknya.
Partikel koloid dapat mengadsorbsi bukan hanya ion atau muatan
listrik tetapi juga zat lain yang berupa molekul netral. Beberapa contoh
pemanfaatan sifat adsorbsi koloid antara lain:
a. Penyembuhan sakit
perut (diare) dengan serbuk karbon atau oralit.
Serbuk karbon atau oralit di dalam usus dapat membentuk
sistem koloid yang mampu menyerap (mengadsorbsi) dan membunuh bakteri-bakteri
patogen.
b. Penjernihan air
dengan tawas.
Larutan tawas akan membentuk koloid Al(OH)3 yang
akan mengadsorbsi kotoran-kotoran sehingga terjadi gumpalan yang akan
mengendap.
c. Penjernihan
cairan tebu pada pembuatan gula pasir menggunakan tanah diatome dan arang
tulang agar warna gula pasir menjadi putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar